Apakah Kucing Hutan Benar-benar Takut pada Manusia? Temukan Jawabannya!

Pada saat ini, ada dua tipe kucing yang dapat Anda jumpai: kucing liar dan kucing rumah. Umumnya, kucing liar adalah binatang liar yang bertahan dalam habitat aslinya. Sebaliknya, kucing rumah telah tinggal bersama dengan manusia selama ribuan tahun. Oleh sebab itu, kucing liar cenderung menunjukkan pola perilaku serta kebiasaan yang berlainan dibandingkan kucing rumah.

Seperti halnya binatang buas lainnya, kucing liar amat cemas ketika bertemu manusia. Apabila dihampiri, mereka biasanya lari dan mencari tempat persembunyian secepat mungkin. Mereka juga berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi makhluk manusia tersebut. Namun sayangnya, masih ada banyak individu yang tidak memahami sifat serta rasa takut kucing liar pada manusia. Oleh karena itu, bacalah penjelasan dalam artikel ini supaya Anda dapat lebih tahu dan memahami tingkah pola dari kucing liar.

1. Kucing liar adalah apa yang dimaksud?

Apabila mendengar istilah kucing liar, bisa jadi Anda membayangkan hewan-hewan ini berlalu-lalang di perkotaan, permukiman warga, atau bahkan pedesaan. Namun, persepsi itu sebetulnya keliru. Faktanya, kucing liar adalah jenis kucing (dari famili Felidae) yang bertahan dalam kondisi alami tanpa dipelihara manusia. Berdasarkan informasi dari sumber resmi The Wildlife Diaries, terdapat sekitar empat puluh spesies kucing hutan yang beragam di alam, seperti Panthera pardus (macan tutul), Felis margarita (kucing pasir), dan Leopardus pardalis (ocelot).

Sebaliknya, terdapat tipe lain yang jauh lebih familiar bagi manusia, yakni Felis catus (Kucing rumahan). Hei, kucing rumahan-lah yang umumnya dirawat, diperdagangkan, memiliki berbagai jenis ras, serta sering terlihat berkeliaran di sekitar permukiman. Selanjutnya, kucing tanpa tuan yang bertebaran di daerah tersebut dinamakan kucing feral. Oleh karena itu, ada kesalahan lain dalam menginterpretasikan dan merumuskan definisi kucing liar.

2. Mengerti dahulu lingkungan hidup serta perilaku kucing hutan

Dilansir Animalia, Setiap jenis kucing hutan mempunyai lingkungan hidup serta perilaku yang unik. Misalnya saja, Neofelis nebulosa (Macan Dahan) adalah hewan arboreal yang gemar mendaki dengan cepat, pergerakannya gesit, serta tempat tinggalnya meliputi rimba dan pohon-pohon. Sebaliknya, terdapat juga Prionailurus viverinus (Kucing bakau) sangat ahli dalam berenang, mampu mendaki pohon, dan kerap kali ditemui di daerah lembab serta sekitar tepi Sungai.

Bukan hanya di daerah yang bervegetasi lebat, tetapi juga terdapat pula Felis nigripes (kucing kaki hitam) yang sangat suka hidup di savana yang dipenuhi rerumputan kering. Ia juga merupakan hewan nokturnal yang aktif pada malam hari. Terakhir, ada Felis margarita (Kucing Pasir) yang bertahan di daerah berpasir dan padang pasir yang tandus. Hewan ini cenderung pendiam dan kebanyakan waktu ia habiskan dengan tersembunyi di dalam liang perlindungan.

3. Kucing hutan menilai manusia sebagai musuh yang berbahaya.

Sama seperti binatang buas yang lain, sejatinya kucing tidak terlalu menyukai adanya keberadaan manusia. Bahkan, mereka tidak memandang remeh fakta bahwa hal ini mencakup area atau lahan mereka. India News menginformasikan bahwa hewan kucing raksasa serupa macan dahan merasa manusia adalah ancaman mungkin. Karena alasan tersebut, ketika berjumpa dengan manusia, kucing bebas cenderung siap untuk membela diri ataupun melancarkan serangan. Pada kasus demikianlah, kucing liar dihadapkan pada situasi bahaya dan mengenali manusia sebagai pemangsa atau gangguan yang dapat mencemarkan lingkungan hidup mereka.

4. Seekor kucing hutan akan lari apabila berjumpa dengan manusia.

Banyak referensi menyebutkan bahwa sejumlah besar spesies kucing liar adalah hewan yang cenderung pendiam. Mereka biasanya lebih condong ke arah hindaran dari pada interaksi dengan manusia. Ketika bersua dengan manusia, organisme ini pertama-tama akan melarikan diri dan lari dengan kecepatan tinggi. Tambahan lagi, ada juga jenis-jenis tertentu yang gesit yang bakal mendaki pohon saat menemui manusia.

Secara maksimal, kucing liar cenderung tidak ingin bersinggungan atau bertengkar dengan manusia dikarenakan rasa ketakutan yang besar terhadap kedatangan kita. Bahkan hanya dengan memandang manusia dari jarak jauh saja, kucing liar langsung siap untuk lari dan menjauhi kita.

5. Kucing yang hidup di alam bebas biasanya baru akan melancarkan serangan kepada manusia apabila dirongrong ke titik sehingga mereka rasa dalam bahaya.

Apabila Anda mengira bahwa kucing liar adalah binatang yang kejam, pikiran tersebut jelas kurang tepat. Dalam habitat aslinya, kucing liar memang menjadi pemburu handal. Mereka mampu mengejar segala jenis mangsa, seperti serangga, burung, tikus, kelinci, ular, rusa, antelope, kijang, bahkan kerbau. Aksi mereka begitu sigap dan lincah dengan otot yang terbukti sangat kuat. Namun ketika bersinggungan dengan manusia, karakteristik hewan ini dapat berbeda secara signifikan.

Dilansir IFAW, Biasanya, kucing liar baru akan melawan bila merasa ancaman, jeblok, ketakutan, atau diprovokasi. Meski seringkali bertindak agresif, sebagian besar waktu mereka tidak berusaha membunuh manusia. Kebanyakan kali yang dilakukan adalah menggeram serta mencoba membuat orang itu panik. Apabila seseorang mulai mundur, binatang itu biasanya lari masuk ke hutan. Memang benar adanya bahwa kadang-kadang singa atau harimau meneror manusia akibat kelaparan; tetapi situasi seperti ini sangatlah langka.

Setelah didiskusikan secara mendalam, dapat disimpulkan bahwa kucing liar cenderung ketakutan pada manusia. Ini karena mereka biasanya penakut, melihat manusia sebagai bahaya potensial, lebih banyak menghindar dari manusia, dan hanya akan bertindak agresif bila merasa terancam. Oleh sebab itu, penting untuk bersikap perlahan-lahan saat berurusan dengan kucing liar ini. Bila enggan terlibat dengan kucing-kucing tersebut, hindari tindakan yang mungkin menjengkelkan, menggangu, atau memancing perilaku kasarnya.

Posting Komentar

0 Komentar