7 Tips Penting untuk Pria di Usia 30-an: Dari Perawatan Diri hingga Kesehatan Mental

Radio Positif Laki-laki diharapkan menjadi pilar dengan beban bertanggung jawab lebih berat, dipersyaratkan untuk mencukupi keperluan baik dirinya maupun bagiannya dalam keluarga.

Seperti dikutip dari situs Perbanas Institute pada hari Rabu (14/05), seharusnya manusia melakukan transformasi, termasuk pula para pria yang juga menghadapi periode stres ketika tubuh dan pikiran mereka sedang bertransformasi.

Misalnya saja, ketika mencapai usia 40 tahun lebih, kaum pria sering merasa cemas tentang penurunan stamina dan kesehatan seksual. Akibatnya, mereka terus-menerus khawatir untuk tetap bugar dan maskulin seperti waktu mudanya.

Sehingga agar perasaan tersebut tak membayangi, berdasarkan informasi dari situs The Considered yang dirilis pada hari Rabu (14/05), terdapat tujuh langkah yang sebaiknya dipraktekkan oleh para pria saat memasuki usia 30 tahun ke atas, yakni sebagai berikut:

1.Mengutamakan perawatan diri

Pada masa 20-anmu, mungkin saja kamu terhindar dari memikirkan kesehatan. Namun begitu semakin dekat pada usia 30 tahun, penting bagi Anda untuk mulai menjaga dirimu dengan sungguh-sungguh. Hal ini tidak melulu soal rutin olahraga ataupun pola makan yang seimbang, tetapi juga mencakup cara merawat seluruh aspek fisik, mental, hingga spiritual dalam hidupmu secara menyeluruh.

Sediakan waktu untuk menggali lebih dalam tentang perawatan diri. Bisa jadi dengan meditasi selama 10 menit setiap hari, bersumpah untuk meraih tidur berkualitas di malam hari, hingga sekadar memastikan Anda mengonsumsi cukup air putih.

Badanmu adalah satu-satunya tempat di mana kamu benar-benar harus menjalani hidup. Oleh karena itu, mulai perlakukan tubuh ini dengan penghargaan yang layak. Menjadikan perawatan diri sebagai rutinitas saat ini akan membawa manfaat di masa depan.

Oleh karena itu, Anda tidak hanya akan merasakan peningkatan kesehatan jasmani, namun juga akan mendapatkan tambahan tenaga, dorongan semangat, serta meningkatnya optimisme dalam menjalani hidup.

2. Mengembangkan Kecerdasan Keuangan

Pada masa muda sekitar dua puluh tahunan, sering kali kita sadar bahwa pengetahuan soal keuangan masih sangat kurang, belanja sembarangan, serta menyimpan dana tanpa ada tujuannya sendiri-sendiri. Namun saat mencapai umur tiga puluhan, langkah pertama adalah mulainya membuat perencanaan pengeluaran atau budget.

Pada awalnya mungkin tampak mengintimidasi, namun seiring berjalannya waktu serta melalui proses sabar, Anda perlu mulai belajar bagaimana operasional dari saham, obligasi, hingga reksa dana. Kecerdasan keuangan bukanlah sesuatu yang bisa didapat hanya dalam satu malam.

Inilah suatu petualangan. Namun yakinlah, ini merupakan salah satu yang berharga untuk diniatkan.

3. Memelihara hubungan

Pada zaman ketika koneksi digital semakin kuat dari sebelumnya, justru anehnya perasaan kesendirian tampak bertambah. Penelitian yang dikerjakan pada 2023 mengungkapkan bahwa 15 persen laki-laki tidak mempunyai sahabat karib.

Mungkin hal ini akan mengejutkan beberapa dari Anda pada saat berusia dua puluh tahunan, namun percayalah bahwa menjadi teman yang setia justru menjadi lebih rumit seiring dengan pertambahan umur. Kehidupan kerja, tanggung jawab keluarga, serta aspirasi individu bisa saja menjauhkan perhatian kita dari mereka yang paling dekat dengan kita.

Namun, inilah tantangannya: persahabatan dan hubungan merupakan salah satu bentuk investasi terpenting yang bisa Anda lakukan ketika memasuki usia 30 tahun. Dimulai dengan bersikap sengaja seperti menetapkan janji temu secara berkala, meskipun itu hanya sekadar telepon pendek atau secangkir kopi.

Perayaan kemenangan teman-teman harus didukung, bantulah mereka melewati rintangan, serta jangan takut untuk menunjukkan sisi lemahmu juga. Ikatan yang terbentuk dipengaruhi oleh ketulusan dan penghargaan satu sama lain daripada hanya berinteraksi di permukaan saja.

4. Mengembangkan pola pikir pertumbuhan

Inilah yang penting: keberhasilan tak menghampiri orang-orang dengan bakat luar biasa atau nasib baik semata. Ia justru mengejar mereka yang yakin bisa bertahan dan maju lewat kerja keras serta dedikasi.

Gagasan ini disebut sebagai mindset pertumbuhan, yang dibuat oleh psikolog Carol Dweck. Hal ini merujuk pada keyakinan bahwa keterampilan dan kebijaksanaan bisa berkembang seiring berjalannya waktu.

Hal ini berkaitan dengan menerima tantangan bukan malah mengelakkannya, tetap teguh saat mengalami kegagalan, serta menyadari bahwa kerja keras merupakan jalur menuju kepakaran.

5. Menumbuhkan rasa syukur

Di sebuah dunia yang tanpa henti memaksa kita untuk mengejar keinginan lebih, sering kali kita cenderung melupakan hal-hal baik yang telah dimiliki. Namun demikian, tidak peduli sejauh mana Anda bergerak dalam hidup ini, pasti akan selalu ada momen atau hal yang dapat dipanjatkan rasa syukur.

Membudidayakan kesyukuran berarti menyetarakan nilai pada hal-hal sederhana seperti wangi kopi segar di awal hari, sebuah buku hebat saat turun hujan, atau pesan penuh hangat dari orang terkasih.

Rasa syukur tidak bermakna menyepelekan tantangan kehidupan, tetapi lebih kepada memutuskan untuk berkonsentrasi pada hal-hal positif. Begitu Anda menerapkan sikap bersyukur ini, pandangan terhadap dunia bakal berubah menjadi sudut pandang yang lebih cerah.

6. Merangkul kegagalan

Memeluk kekalahan berarti menyadari bahwa hal tersebut bukanlah akhir dari jalan, melainkan pijakan menuju kemenangan. Ini berkaitan dengan proses bangkit kembali tiap kali terjatuh dan menjadikan setiap kekecewaan sebagai pengalaman pembelajaran.

7. Memprioritaskan kesehatan mental

Dalam era modern yang begitu dinamis, kita dengan gampang terseret oleh keramaian hidup sehari-hari. Namun, di antara segala benturan dan ketidakteraturan tersebut, sungguh esensial bagi kita mengambil waktu untuk menarik diri sejenak dan menjadikan kesejahteraan psikologis sebagai fokus utama.

Ini bisa berarti hal yang berbeda, mungkin butuh beberapa menit setiap hari untuk bermeditasi atau mungkin mencari bantuan profesional ketika keadaan menjadi luar biasa.

Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja da tidak apa-apa untuk mencari bantuan. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan layak mendapatkan tingkat perawatan dan perhatian yang sama.

Posting Komentar

0 Komentar